Sambil denger pembicaraan dosen,
kepala dan fikiran saya melayang untu memikirkan bahwa terkadang, saat kita
mecintai seseorang adakalanya kita harus seperti “anak kecil” yang selalu “apa
adanya”. Tidak perlulah kita berfikir untuk mencari alasan, cukup sesimpel AKU
SAYANG DIA.
Disaat kita mencintai seseorang,
selain mendapatkan hati dari pasangan kita, kita semestinya juga harus
mendapatkan hati dari keluargaya. Untuk menjadikan mereka bagian dari hubungan
kita sendiri dan seberapa yakin kita untuk memperjuangkan hati dan keluarga
pasangan kita.
Cinta harus tanpa keraguan, apabila ada keraguan, segeralah kita
membicarakannya dengan pasangan kita. Secara kasat mata ini adalah kenamanan
yang di bagi oleh dua orang yang sama-sama saling tau bahwa kita ada selamanya
untuk mereka, buatlah meeka sadar akan hal tersebut.
Di sisi lain, apa bila kita
hendak untuk meraih mimpi selalu ingatlah bahwa “jangan pernah kita megaku
kalah sebelum bertindak”. Karena pemikiran yang seperti itu dapat menghalangi
mimpi untuk menjadi kenyataan.
Ahh.. kata-kata
tersebut hanya mampir saat saya sadar sendiri. Tapi disaat sedih saya pun
terkadang berpikir bahwa saya di dunia ini tidaklah sendiri. Bagi saya banyak
hal untuk mengobati. Jangan salah sangka, bukan uang, bukan juga dengan
kemewahan yang dapat membuang sedih dalam diri kita. Dengan merasa bahwa diri
kita berharga untuk orang lain. Apakah diri ini berhaga ?berbahagialah kaena
itu dapat membuat kita merasa berharga untuk diri ini, dan orang lain.
Selama ada orang
yang berkorban untuk mu, sekecil apau yang ia lakukan, apapun yang ia korbankan
untuk kita, itu bermakna bahwa kita sangat berharga untuk orang tersebut.
Mungkin bisa kita katakan bahwa orang yang berkorban untuk kita adalah orang
yang bodoh. Hargailah orang tersebut. Karena hidup ini bagaikan didepan cermin.